• Bilal bin Rabah (Muadzin Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam) bag.II


    Disaat Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Madinah, Bilal berhijrah bersama orang banyak yang ikut berhijrah. Bilal, ash-Shiddiq dan Amir bin Fihr [1] tinggal di satu rumah, di Madinah dan ketiga-tiganya terkena demam. Jika demam Bilal turun maka dia mengangkat suaranya dan mulai bersenandung dengan suaranya yang merdu, dia berkata,

    Andaikata suatu malam aku berada di Fakh [2]
    Sedangkan aku dikelilingi oleh Idkhir [3] dan orang mulia
    Bisakah suatu hari aku datang ke sumber air Mijannah [4]
    Apakah gunung Syamah dan Thafil nampak bagiku

    Tidak aneh kalau Bilal merindukan Makkah dan perbukitannya, merindukan lembah dan gunungnya, karena disanalah dia mengecap manisnya iman. Di sanalah dia merasakan nikmatnya siksaan karena Allaah dan disana pulalah dia menang melawan dirinya dari setan.

    Bilal tinggal di Yastrib jauh dari siksaan Quraisy, dia berkonsentrasi untuk kekasihnya dan nabinya Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.

    Bilal pergi bersama Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam jika beliau pergi, pulang bersama nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam jika beliau pulang. Shalat bersama nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam jika beliau shalat. Perang bersama nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam jika beliau perang. Sehingga dia seperti bayangan yang tidak meninggalkan tuannya.

    Manakala Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam mendirikan masjidnya di Madinah dan disyariatkan adzan, maka Bilal adalah muadzin pertama dalam Islam.

    Selesai adzan Bilal berdiri didepan pintu rumah Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam seraya berucap, "Hayya ala ash-shalah, hayya alal falah".

    Jika Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam keluar dari rumah beliau dan Bilal melihat beliau hadir memasuki masjid maka Bilal dengan segera mengumandangkan iqomat.

    Raja Habsyah an-Najasyi [5] memberi hadiah kepada Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam tiga buah tombak pendek dari koleksi berharga para raja, Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam menyimpan satu untuk diri beliau, satu lainnya beliau berikan kepada Ali bin Abi Thalib dan yang ketiga beliau berikan kepada Umar bin al-Khaththab. Kemudian satu tombak yang disimpan oleh Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam itu akhirnya diurusi oleh Bilal. Bilal mengurusinya untuk kepentingan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dalam peperangan sepanjang hayat beliau.

    Bilal membawanya dalam shalat 'Iedin, dalam shalat-shalat Istisqa', Bilal menancapkannya di depan Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam manakala shalat didirikan di luar masjid.

    Bilal ikut serta bersama Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dalam perang Badar, dia melihat dengan kedua mata kepalanya bagaimana Allaah Ta'ala mewujudkan janji-Nya dan menolong bala tentara-Nya. Bilal menyaksikan kematian para thagut yang dulu pernah menimpakan siksaan buruk terhadapnya.

    Bilal melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf terrsungkur karena tebasan pedang-pedang kaum muslimin, darah dua laki-laki ini dikuras oleh tombak orang-orang yang dulu mereka siksa.

    Ketika Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam masuk kota Makkah sebagai pemenang dengan pasukan beliau yang besar, beliau diiringi oleh pengumandang seruan langit Bilal bin Rabah.

    Manakala Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam masuk kedalam Ka'bah yang mulia, beliau hanya diiringi oleh tiga orang saja, mereka adalah Utsman bin Thalhah [6] pemegang kunci Ka'bah yang mulia, Usama bin Zaid, pemuda kesayangan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dari anak orang kesayangan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dan yang ketiga adalah Bilal bin Rabah muadzin Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.

    Demikian kisah Bilal bagian kedua ini, semoga menambah wawasan kita untuk mengenal Sahabat nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Bagaimana mereka berjuang dengan sekuat tenaga sampai akhirnya kemengan di pihak mereka.

    bersambung Insya Allaah ke bagian ketiga

    Cilegon, 10 Rabiul Awal 1433 H / 4 Maret 2012

    Image and video hosting by TinyPic

    Lihat kisah pertama disini

    [1] Amir bin Fihr dari Bani Tamim, salah seorang sahabat dari angkatan pertama yang masuk Islam, dia disiksa karena Allaah, Abu Bakar membelinya dan memerdekakannya, gugur sebagai Syahid dalam peristiwa Bi'ir Ma'unah.
    [2] Fakh adalah sebuah tempat di Makkah.
    [3] Idkhir adalah pohon yang berbau harum.
    [4] Sebuah pasar di Makkah yang di gelar sejauh satu barid dan Makkah.
    [5] An-Najasyi lihat di buku Shuwar min Hayat at-Tabiin karya penulis diterbitkan oleh Darul Adab al-Islami.
    [6] Utsman bin Thalhah pemegang kunci Ka'bah, masuk Islam pada perjanjian Hudaibiyah dan berhijrah bersama Khalid bin al-Walid. Dia mengantarkan Ummu Salamah dalam hijrahnya ke Madinah sebelum dia masuk Islam.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan menjaga adab-adab yang sopan, dan silahkan memberikan masukkan pada kolom komentar. Apabila kiranya ingin meng-COPAS artikel ini, silahkan tulis sumbernya http://menuntutilmusyari.blogspot.com/ Syukron, Jazaakumallaah khair