• Abu Hurairah ad-Dausi (wafat 57 H) bag. I

    Abu Hurairah telah menghafal untuk umat Islam hadits-hadits Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam melebihi dari seribu enam ratus hadits

    Dalam riwayat lain, ia meriwayatkan hadist sebanyak 5.374 hadist.

    Tidak diragukan lagi bahwa kita telah mengenal bintang yang bersinar diantara para sahabat Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Adakah seseorang dikalangan umat Islam yang tidak mengenal Abu Hurairah??

    Pada zaman jahiliyah orang banyak memanggilnya Abd Syams, manakala Allaah Ta'ala memuliakannya dengan Islam dan menganugerahkan kepadanya kesempatan bertemu dengan Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bertanya kepadanya, "Siapa namamu"?

    Dia menjawab, "Abd Syams

    Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak, tetapi Abdurrahman".

    Abu Hurairah menjawab, "Ya benar, aku adalah Abdurrahman ya Rosulullaah"

    Adapun kun-yahnya, Abu Hurairah, ini dikarenakan semasa kecil ia mempunyai seekor kucing kecil yang menemaninya saat ia bermain, maka anak-anak sepermainannya memanggilnya
    Abu Hurairah

    Panggilan itu terus berlanjut dan menyebar sehingga mengalahkan namanya yang sebenarnya. Manakala sebab-sebab bersambung dengan sebab-sebab Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, beliau sering memanggilnya Abu Hirr, sebagai ungkapan kasih sayang dan kedekatan beliau kepadanya. Abu Hurairah lebih memilih Abu Hirr atas Abu Hurairah, dia berkata,
    "Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, kekasihku memanggilku dengannya"

    Hirr adalah kucing laki-laki, sedangkan Hurairah adalah kucing betina, yang pertama lebih baik daripada yang kedua.

    Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, atas bimbingan ath-Thufail bin Amru ad-Dausi [1], namun Abu Hurairah tetap tinggal di bumi kaumnya Daus sampai enam tahun setelah hijrah dimana saat itu dia dengan beberapa orang kaumnya datang kepada Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam di Madinah.

    Anak muda dari Daus ini berkonsentrasi untuk berkhidmat dan menyertai Rosulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, sehingga dia memilih masjid sebagai rumahnya dan beliau sebagai pendidik dan imamnya. Karena semasa hidup Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, Abu Hurairah tidak beristri dan tidak beranak. Abu Hurairah hanya mempunyai seorang ibu tua yang tetap berpegang kepada kesyirikan. Abu Hurairah tidak pernah lelah untuk mengajak ibunya kepada Islam sebagai ungkapan cinta dan kebaikannya kepadanya, namun ibunya justru menjauh dan menghalang-halangi niat baiknya.

    Abu Hurairah pun membiarkannya meski dirinya dalam keadaan sangat bersedih. Kesedihan Abu Hurairah atasnya sangat menyayat hatinya. Suatu hari Abu Hurairah mengajak ibunya kepada iman kepada Allaah dan Rosul-Nya, namun ibunya justru mengucapkan kata-kata yang membuatnya bersedih dan berduka terkait dengan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Abu Hurairah menemui Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam sambil menangis, lantas beliau bertanya kepadanya, "Wahai Abu Hurairah, apa yang membuatmu menangis"?

    Dia menjawab, Sesungguhnya aku tidak pernah jemu untuk menyeru ibuku kepada Islam, namun dia selalu saja menolak. Hari ini aku mengajaknya kembali namun dia justru mengucapkan kata-kata yang tidak aku sukai. Tolong berdo'alah untuk ibuku kepada Allaah Subhanahu wa Ta'ala agar membawa hati ibuku kepada Islam." Maka Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam berdo'a kepada Allaah Subhanahu wa Ta'ala untuk ibunya.

    Abu Hurairah berkata, Aku pulang, aku melihat pintu rumah tertutup, aku mendengar bunyi guyuran air, ketika aku hendak masuk, ibuku berkata, Tetaplah ditempat wahai Abu Hurairah." Dia lalu memakai bajunya dan berkata, "Sekarang masuklah". Maka aku masuk dan Dia berkata, Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhaq disembah selain Allaah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya"

    Aku kembali menemui Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dalam keadaan menangis karena bahagia setelah sebelumnya aku menangis karena bersedih, aku berkata, "Berbahagialah ya Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, Allaah telah menjawab do'a mu dan memberikan hidayah untuk ibuku kepada Islam".

    Abu Hurairah menyintai Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, cintanya kepada beliau merasuki darah dan dagingnya, dia tidak pernah bosan memandang beliau, dia berkata,
    "Aku tidak melihat sesuatu yang lebih indah dan lebih menawan daripada Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, seolah-olah matahari berada diwajah beliau".

    Abu Hurairah memuji Allaah Tabaroka wa Ta'ala atas karunia-Nya sehingga dia bisa menjadi sahabat Nabi-Nya dan mengikuti agamanya, dia berkata,
    "Segala puji bagi Allaah yang telah membimbing Abu Hurairah kepada Islam. Segala puji bagi Allaah yang telah mengajarkan Al-Qur'an kepada Abu Huarirah. Segala puji bagi Allaah yang telah memberikan nikmat-Nya kepada Abu Hurairah sehingga dia menjadi sahabat Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam"

    Sebagaimana Abu Hurairah sangat menyintai Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, dia juga sangat menyintai Ilmu, dia menjadikan ilmu sebagai santapan utama dan tujuan cita-citanya.

    Zaid bin Tsabit rodhiyallaahu 'anhu berkata,

    Ketika aku, Abu Hurairah dan seorang sahabat berada di Masjid, yaitu ketika kami sedang berdo'a kepada Allaah dan berdzikir, saat itu Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam masuk kepada kami, beliau berjalan mendekat dan duduk di tengah-tengah kami, kami pun diam, maka beliau bersabda, "Teruskan apa yang kalian lakukan".

    Maka aku dan seorang sahabat tadi berdo'a sebelum Abu Hurairah dan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam mengamini do'a kami. Kemudian Abu Hurairah berdo'a dan ia berkata,
    Ya Allaah, aku memohon kepada-Mu apa yang diminta oleh kedua temanku ini dan aku memohon kepada-Mu ilmu yang tidak terlupakan".

    Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam berkata,
    "Aamiin".

    Kami berduapun berkata, "Kami pun memohon kepada Allaah ilmu yang tidak terlupakan".

    Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
    "Abu Hurairah telah mendahului kalian"

    Sampai disini dulu kisah sahabat Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Abu Hurairah Rodhiyallaahu 'Anhu. semoga bermanfaat dan dapat mengambil Ibroh dari kisah ini... bersambung Insya Allaah kalau masih diberikan umur panjang, keselamatan dan kesehatan.

    Diambil dari buku :Mereka adalah Para Sahabat
    Judul Asli :Shuwaru min Hayatish Shahabah
    Penulis :Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya
    Muraja'ah :Team at-Tibyan

    Cilegon, 31 Januari 2012 / 7 Rabi'ul Awal 1433 H

    Image and video hosting by TinyPic

    Artikel di share di Facebook

    [1] ath-Thufail bin Amru ad-Dausi, Kisahnya Insya Allaah akan menyusul

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan menjaga adab-adab yang sopan, dan silahkan memberikan masukkan pada kolom komentar. Apabila kiranya ingin meng-COPAS artikel ini, silahkan tulis sumbernya http://menuntutilmusyari.blogspot.com/ Syukron, Jazaakumallaah khair